Membangun Kejujuran dalam Menilai Intelektualitas dan Etika Politisi Muda


Saya, sebagai seorang yang tidak menganut relativisme, merasa perlu menyampaikan pandangan pribadi mengenai intelektualitas dan etika politisi muda. Dalam pandangan saya, keunggulan intelektual pribadi tidak dapat disamakan dengan pandangan yang serba relatif.

Saya meyakini bahwa perubahan intelektual dari masa ke masa adalah hal yang wajar. Saat ini, saya merasa memiliki tingkat keunggulan intelektual yang lebih tinggi dibandingkan dengan versi diri saya di masa lalu. Namun, keyakinan ini tidak boleh disalahartikan sebagai bentuk relativisme, melainkan sebagai evolusi pribadi.

Pandangan saya terhadap orang dungu tidak semata-mata berdasarkan kesibukan mereka. Orang dungu, dalam konsep saya, adalah individu yang sombong dan enggan mengembangkan diri melalui literasi. Misalnya, seorang politisi kaya yang enggan membeli buku, padahal memiliki kemampuan finansial, menjadi contoh nyata orang dungu dalam konteks ini.

Saya menaruh perhatian khusus pada politisi yang kurang menghargai kebiasaan membaca buku. Mengkritik Rocky Gerung sebagai arogan, menurut saya, dapat menjadi tanda ketidaksetujuan terhadap upaya dirinya yang telah belajar selama puluhan tahun. Mungkin Gerung menggali ilmu dari karya-karya filosofi seperti Parhessia atau Diogenes.

Jika terdapat penilaian rendah terhadap politisi, itu bukan semata karena sikap merendahkan, melainkan refleksi dari pandangan bahwa mereka memiliki keterbatasan. Kejujuran dalam mengakui superioritas intelektual pribadi terhadap politisi muda juga dianggap sebagai etika yang harus dipegang teguh.

Dalam kesimpulannya, pandangan ini bukanlah upaya membenarkan ketidaksetaraan, melainkan dorongan untuk menghargai kejujuran dalam menilai intelektualitas dan etika politisi muda. Dengan demikian, kita dapat berharap pada perubahan positif dalam pola pikir dan tindakan para pemimpin masa depan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pepatah Jawa dalam Percakapan Masyarakat Melayu Malaysia

Peran Uang dan Kredit Makro dalam Membangun Dunia Pasca Perang Dunia II

Rahasia di Balik Kesuksesan Global Orang Jerman