Prosa untuk Tianaku
Dalam alur waktu yang terus berjalan, kenangan seseorang mungkin menjadi bagian tak terlepaskan dari ingatan kita. Kadang-kadang, upaya untuk menghapusnya hanya menjadi percobaan sia-sia, seperti mencoba menyingkirkan bayangan yang terus mengikuti. Mungkin, kehadirannya di dalam benak kita adalah takdir yang sudah ditentukan, sebuah garis takdir yang tak bisa diubah.
Dalam kesendirian, pikiran terjerat dalam kenangan yang mengalir layaknya sungai yang tak bisa dipisahkan dari aliran waktu. Terkadang, manusia terlalu ingin melupakan, tanpa menyadari bahwa dalam kehadiran atau absennya, seseorang telah menciptakan jejak abadi di dalam jiwa. Saatnya akan menjawab rasa penasaran, dan waktu yang melunakkan luka akan menjadi saksi bagaimana manusia mampu melupakan. Namun, dalam kerumitan ingatan, mungkin saja ada keindahan terselip, mengajarkan kita bahwa sebagian dari kita mungkin memang ditakdirkan untuk ada di sana, bahkan ketika kita berusaha melupakan.
Komentar
Posting Komentar