Mengapa Otak Manusia Kini Lebih Kecil Dibandingkan Zaman Purba?


Perjalanan evolusi otak manusia dimulai sekitar 10 juta tahun yang lalu, ketika nenek moyang kita di era Miosen, yang disebut hominin, menunjukkan tanda-tanda awal perkembangan otak. Australopithecus, salah satu leluhur manusia, melanjutkan proses ini dengan pertumbuhan otak yang lambat tapi stabil sekitar 3 juta tahun yang lalu.

Namun, momen penting dalam evolusi otak terjadi sekitar 2,1 juta tahun lalu, bertepatan dengan munculnya Homo erectus. Pada masa ini, terjadi lonjakan signifikan dalam ukuran otak manusia. Ada beberapa faktor yang diyakini mendorong pertumbuhan otak ini, seperti perkembangan teknologi, terutama penguasaan api untuk memasak, strategi berburu yang lebih baik, dan kehidupan sosial yang semakin kompleks.

Pengolahan makanan melalui memasak membuat pencernaan lebih efisien, sehingga lebih banyak energi tersedia untuk mendukung perkembangan otak. Strategi berburu yang lebih baik juga memungkinkan manusia purba untuk mendapatkan makanan dengan kandungan kalori lebih tinggi, yang juga berkontribusi pada pertumbuhan otak. Selain itu, kehidupan sosial yang semakin rumit membuat manusia harus berpikir lebih kompleks, merangsang perkembangan otak yang lebih besar.

Pertumbuhan pesat ini berlangsung hingga sekitar 1,49 juta tahun lalu. Setelah itu, laju pertumbuhan otak melambat, meskipun ukurannya masih meningkat secara stabil selama zaman Pleistosen. 

Yang mengejutkan, para ilmuwan menemukan bahwa sekitar 3.000 tahun yang lalu, ukuran otak manusia justru mulai menyusut. Penurunan ini terjadi sekitar 50 kali lebih cepat dibandingkan dengan pertumbuhan otak selama 3 juta tahun sebelumnya. Para ahli menduga bahwa penyebab utama penyusutan ini adalah perubahan cara hidup manusia.

Ketika populasi Homo sapiens mulai berkembang dan ikatan sosial menjadi semakin kuat, banyak keputusan hidup tidak lagi diambil oleh individu secara mandiri, melainkan secara komunal atau bersama-sama. Hal ini, ditambah dengan kemajuan teknologi, membuat manusia tidak lagi memerlukan keterampilan individu seperti yang dibutuhkan nenek moyang mereka untuk bertahan hidup. Akibatnya, beberapa fungsi otak yang dulu sangat penting bagi individu menjadi kurang relevan. Hal ini sejalan dengan prinsip "jika tidak digunakan, maka hilanglah."

Peran teknologi dalam kehidupan manusia juga mempermudah banyak aktivitas sehari-hari. Dengan adanya teknologi, banyak masalah yang dulu memerlukan pemikiran mendalam bisa diselesaikan dengan lebih mudah. Ini juga dianggap sebagai salah satu faktor penyebab penyusutan ukuran otak manusia modern.

Jika teori ini benar, apa yang akan terjadi di masa depan? Mungkinkah otak manusia akan terus menyusut? Tidak ada yang bisa memastikan. Namun, para ilmuwan sepakat bahwa otak manusia akan terus beradaptasi dengan tuntutan zaman. Jika manusia semakin mengandalkan teknologi dan keputusan komunal, bisa jadi otak kita tidak memerlukan kapasitas sebesar sebelumnya. Di sisi lain, perkembangan teknologi juga mungkin mendorong manusia untuk mengembangkan kemampuan lain yang membutuhkan daya pikir yang berbeda.

Yang jelas, perubahan ukuran otak manusia adalah bagian dari proses evolusi yang terus berlangsung. Masa depan otak kita tergantung pada bagaimana kita terus beradaptasi dengan perubahan di lingkungan dan cara hidup.


https://tokopedia.link/J0v01PLaXMb

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kiat Beradaptasi di Kalimantan Tengah buat Perantauan Jawa Agar tidak terjadi Cultural Shock

Dampak Kenaikan Suku Bunga terhadap Pertumbuhan Ekonomi dan Skenario Multiplayer Efeknya

Meme dan Politik: Senjata Ampuh atau Bumerang?