Putin, Ukraina, dan Nasionalis Rusia: Cinta Segitiga yang Penuh Ketegangan
Di tengah bayang-bayang perang antara Rusia dan Ukraina, pandangan para nasionalis Rusia terhadap kebijakan Putin menjadi sorotan tajam. Layaknya kisah cinta segitiga, ini bukan semata-mata soal dukungan buta. Hubungan antara kelompok yang menggembar-gemborkan kecintaan pada Tanah Air Tsar ini dengan sang pemimpin, dan tentu saja Ukraina, berkelindan dengan kepentingan, sejarah, dan ketakutan.
Di satu sisi, ada nasionalis yang bersorak sorai. Mereka melihat langkah Putin sebagai "pengembalian kejayaan," pembuktian bahwa Rusia tak lagi bisa ditindas. Narasi historis dihidupkan: perluasan NATO dipandang sebagai pengkhianatan, ancaman terhadap keamanan, dan penodaan warisan Uni Soviet. Perlindungan etnis Rusia di Ukraina timur menjadi mantra, membangkitkan sentimen emosional dan klaim "genosida budaya."
Bagi mereka, Putin adalah pahlawan, negarawan yang berani berhadapan dengan Barat yang dekaden. Ia sang Tsar masa kini, pemimpin kuat yang mengembalikan kebanggaan pada paspor berlambang elang berkepala dua.
Tak semua nasionalis melolong penuh sukacita. Ada skeptis yang matanya tak terkabut asap nasionalisme. Mereka menghitung dampak pada dompet. Sanksi ekonomi dan disintegrasi Rusia dari panggung global membuat mereka merinding. Ada bayang-bayang kemunduran ekonomi, kemiskinan yang merajalela, dan isolasi internasional.
Ada pula yang gentar pada bayang-bayang kematian. Mereka melihat anak-anak Rusia dan Ukraina bernasib sama, tercabik peluru dan bom. Ketakutan akan perang saudara atau konflik berkepanjangan menjadi momok yang menghantui.
Putin, Ukraina, dan para nasionalis Rusia. Hubungan yang kompleks, penuh perhitungan, dan tak lepas dari drama. Tak ada hitam-putih, tak ada kubu tunggal. Ada cinta, ada benci, ada ketakutan, dan ada perhitungan pragmatis. Di tengah pusaran ini, yang pasti, rakyatlah yang menanggung risiko terbesar.
Ini sekilas gambaran hubungan rumit para nasionalis Rusia dengan kebijakan Putin dan Ukraina. Ingat, ini bukan cerita satu dimensi, tapi kisah penuh ketegangan yang masih jauh dari kata selesai.
Komentar
Posting Komentar