Kenaifan dalam Pergumulan Pasca-Bencana Sebagai Refleksi dari Film 'The Book of Eli


Film "Book of Eli" (2010) menceritakan kisah Eli, seorang pengembara nomaden yang membawa sebuah buku suci di dunia pasca-apokaliptik. Film ini penuh dengan aksi dan visual yang memukau, tetapi juga memiliki beberapa poin kenaifan yang patut dibahas.

Kemampuan Eli yang Luar Biasa

Eli memiliki kemampuan yang luar biasa, seperti kekuatan fisik yang luar biasa, keterampilan bela diri yang sempurna, dan kemampuan untuk menyembuhkan luka. Kemampuannya ini terkesan berlebihan dan tidak realistis.

Keberadaan Buku Suci yang Utuh

Dalam film ini, Eli membawa sebuah buku suci yang utuh dan tidak rusak di tengah dunia yang telah hancur. Hal ini terkesan naif karena kemungkinan besar buku tersebut akan hilang atau rusak dalam perjalanan panjang.

Motivasi Carnegie

Carnegie, antagonis utama film ini, ingin mendapatkan buku suci untuk mengendalikan manusia. Motivasinya ini terkesan klise dan kurang kompleks.

Penggambaran Masyarakat

Masyarakat dalam film ini digambarkan sebagai kelompok-kelompok primitif yang kejam dan haus darah. Penggambaran ini terkesan simplistis dan tidak memperhitungkan kemungkinan munculnya komunitas yang damai dan kooperatif dalam dunia pasca-apokaliptik.

Akhir yang Sempurna

Film ini memiliki akhir yang sempurna di mana Eli berhasil menyelesaikan misinya dan dunia diselamatkan. Akhir yang seperti ini terkesan naif dan kurang realistis karena tidak memperhitungkan kemungkinan munculnya masalah baru di masa depan.

Meskipun film "Book of Eli" memiliki banyak keunggulan, film ini juga memiliki beberapa poin kenaifan yang patut dibahas. Poin-poin kenaifan ini tidak mengurangi nilai hiburan film, tetapi perlu diingat bahwa film ini bukanlah representasi yang realistis dari dunia pasca-apokaliptik.

Selain poin-poin di atas, ada beberapa poin kenaifan lain yang dapat ditemukan dalam film ini, seperti:

* Kepercayaan Eli yang teguh pada buku suci, meskipun dia tidak tahu apa isinya.

* Ketidakmampuan manusia untuk membaca buku suci tanpa bantuan Eli.

* Keberhasilan Eli dalam mengalahkan Carnegie dan pasukannya dengan mudah.


Secara keseluruhan, film "Book of Eli" adalah film yang menghibur dengan visual yang memukau. Namun, film ini tidak boleh dianggap sebagai representasi yang realistis dari dunia pasca-apokaliptik. Penonton harus kritis terhadap poin-poin kenaifan dalam film ini dan mempertimbangkannya dengan pemikiran yang jernih.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kiat Beradaptasi di Kalimantan Tengah buat Perantauan Jawa Agar tidak terjadi Cultural Shock

Dampak Kenaikan Suku Bunga terhadap Pertumbuhan Ekonomi dan Skenario Multiplayer Efeknya

Kontroversi Film "Borat" dan Pandangan Masyarakat Amerika yang Beragam