Pembebasan Stigma Pekerjaan Domestik yang direndahkan oleh Kungkungan Patriarki


Dalam dunia yang didominasi oleh patriarki, persepsi terhadap pekerjaan domestik seringkali terjebak dalam stereotip yang merendahkan. Pandangan bahwa memasak dan mengurus rumah tangga adalah pekerjaan yang hanya cocok untuk pembantu perempuan adalah sebuah refleksi dari struktur kekuasaan yang menempatkan perempuan di bawah laki-laki. Namun, apakah kita benar-benar terbebas dari kungkungan narasi patriarki?

Patriarki, dengan segala aspeknya yang menganggap perempuan sebagai subordinat laki-laki, telah berhasil mengubah peran domestik perempuan menjadi sekadar tugas-tugas yang dianggap remeh seperti memasak dan membersihkan. Sebagai hasilnya, pekerjaan-pekerjaan ini seringkali dianggap sebagai pekerjaan untuk mereka yang kedudukannya di bawah, menyubordinasikan perempuan dalam masyarakat.

Namun, pandangan yang dianut oleh feminisme sosialis dialektik menawarkan perspektif yang berbeda. Mereka memandang pekerjaan domestik sebagai fondasi yang vital bagi keberlangsungan masyarakat, dan oleh karena itu, seharusnya dihargai secara finansial sebagaimana mestinya. Sebaliknya, daripada menyerahkan beban ini sepenuhnya kepada individu, mereka menekankan perlunya keterlibatan komunitas atau negara untuk memastikan bahwa pekerjaan-pekerjaan ini diakui dan dihargai secara material. Dengan demikian, profesi yang mengurus pekerjaan domestik seharusnya mendapatkan tempat yang setara dengan profesi lainnya dalam masyarakat.

Namun, realitasnya masih jauh dari harapan tersebut. Kapitalisme yang terus berjalan dan patriarki yang tetap berkuasa telah memastikan bahwa narasi yang merendahkan terhadap pekerjaan domestik masih terus berlanjut. Dalam sistem ini, memasak, mencuci, dan melakukan tugas-tugas domestik lainnya masih dianggap sebagai pekerjaan yang hina, hanya layak untuk mereka yang berada di bawah.

Tantangannya, adalah bagaimana kita bisa mematahkan siklus ini. Salah satu langkahnya adalah dengan mengubah narasi seputar pekerjaan domestik. Kita perlu melawan stereotip yang merendahkan ini dan mulai mengakui nilai sebenarnya dari pekerjaan-pekerjaan tersebut dalam membangun dan menjaga masyarakat.

Selain itu, perlunya pembaharuan kebijakan yang mendukung pengakuan dan penghargaan terhadap pekerjaan domestik juga tidak bisa diabaikan. Komunitas dan negara harus bersatu untuk mengambil tanggung jawab dalam memberikan perlindungan dan penghargaan yang layak bagi mereka yang menjalankan tugas-tugas ini.

Tentu saja, perubahan ini tidak akan terjadi dalam semalam. Namun, dengan kesadaran akan peran penting pekerjaan domestik dalam keberlangsungan masyarakat, serta upaya bersama untuk mengubah persepsi dan kebijakan yang ada, kita dapat membangun dunia di mana memasak bukan lagi simbol subordinasi, tetapi menjadi tindakan yang dihargai dan dihormati sebagai kontribusi yang berharga bagi kesejahteraan bersama. Itulah saat kita benar-benar akan membebaskan diri dari kungkungan patriarki dan mengubah narasi seputar pekerjaan domestik menjadi sebuah cerita kemenangan bagi kesetaraan dan penghargaan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kiat Beradaptasi di Kalimantan Tengah buat Perantauan Jawa Agar tidak terjadi Cultural Shock

Meme dan Politik: Senjata Ampuh atau Bumerang?

Dampak Kenaikan Suku Bunga terhadap Pertumbuhan Ekonomi dan Skenario Multiplayer Efeknya