Mengembangkan Argumen yang Persuasif


Menyusun argumen yang kuat dan meyakinkan merupakan keterampilan penting, baik dalam menulis esai maupun memperdebatkan di media sosial. Namun, tantangannya adalah membuat argumen yang menarik dan mampu mengubah pikiran orang lain, terutama saat kita sangat yakin dengan poin-poin kita sendiri.

Saat kita terlalu yakin dengan pendapat kita, sulit untuk memahami mengapa orang lain mungkin berbeda pendapat. Kadang-kadang, kita malah menganggap mereka bodoh atau tidak bermoral. Namun, membangun argumen dari sudut pandang bahwa lawan kita bodoh atau jahat akan membuat sulit untuk meyakinkan mereka.

Sebaliknya, ketika kita kurang yakin dengan perspektif kita, membangun argumen yang kuat juga menjadi sulit. Tanpa keyakinan, argumen cenderung tidak memiliki kekuatan atau koherensi yang cukup.

Dalam menyusun argumen, penting untuk membuatnya sesederhana mungkin. Fokuslah pada satu ide yang kuat dan hindari menggabungkan terlalu banyak alasan yang berbeda. Argumen yang fokus dan tepat cenderung lebih persuasif daripada argumen yang mencoba mencakup semua sudut pandang.

Selain itu, penting untuk bersikap adil terhadap lawan kita dengan tidak menggunakan kekeliruan strawman atau distorsi argumen mereka. Bersikap adil akan meningkatkan kredibilitas kita dan membuat argumen kita lebih meyakinkan.

Kita juga perlu menghindari kekeliruan logika lainnya dan membuat asumsi kita sejelas mungkin. Setiap argumen bergantung pada asumsi, dan penting untuk menjelaskan dan memperjelas asumsi-asumsi kita agar argumen kita tetap kokoh.


Selanjutnya, sandarkan argumen kita pada bukti yang kuat dan relevan. Melakukan penelitian untuk mendukung argumen kita akan membuatnya lebih kuat dan meyakinkan. Selain itu, gunakan bukti yang diyakini pembaca kita agar argumen kita lebih persuasif.

Ketika menulis, hindari basa-basi dan generalisasi, dan usahakan untuk menjadi lebih spesifik. Kata-kata hampa tidak membantu dalam membujuk pembaca, sementara informasi yang spesifik akan membuat argumen kita lebih kuat dan meyakinkan.

Terakhir, pahami sudut pandang yang berlawanan dan usahakan untuk memudahkan lawan bicara dan pembaca kita untuk mengubah pikiran mereka. Hindari fitnah terhadap orang yang berubah pikiran, dan sebaliknya, ajak mereka untuk bergabung dalam pemikiran kita dengan cara yang positif dan terbuka.


https://www.oxford-royale.com/articles/construct-compelling-argument/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kiat Beradaptasi di Kalimantan Tengah buat Perantauan Jawa Agar tidak terjadi Cultural Shock

Dampak Kenaikan Suku Bunga terhadap Pertumbuhan Ekonomi dan Skenario Multiplayer Efeknya

Kontroversi Film "Borat" dan Pandangan Masyarakat Amerika yang Beragam