Parenting ala Sahabat Ali bin Abi Thalib




Ali bin Abi Thalib adalah salah satu sahabat Nabi (Khulafaur Rasyidin), yang merupakan sepupu, sekaligus menantu Rasulullah (suami dari Fatimah Az-Zahra).


Ada sebuah ungkapan Ali yang cukup fenomenal mengenai pendidikan anak yakni “Ajarilah anak-anakmu sesuai dengan zamannya, karena mereka hidup di zaman mereka bukan pada zamanmu. Sesungguhnya mereka diciptakan untuk zamannya, sedangkan kalian diciptakan untuk zaman kalian”.


Ungkapan ini memberikan gambaran kepada kita bahwa dalam Islam kita diajarkan untuk mendidik anak sesuai dengan zamannya, karena ilmu bersifat dinamis dan selalu berkembang, jadi metode pengajarannyapun harus berbeda dan menyesuaikan dengan kondisi sekarang dan kehidupan yang akan mereka hadapi di masa depan.


Ali bin Abi Thalib selanjutnya membagi 3 tahap parenting dalam mendidik anak, agar apa yang kita metode pengajaran yang digunakan orang tua sesuai dengan perkembangan dan porsinya. 3 tahap tersebut yakni :


Tahap pertama usia 0-7 tahun, perlakukan anak seperti raja. Pada tahap ini anak baru bisa belajar dengan melihat sikap orang tua kepadanya. Jika orang tua memberikan kasih sayang dan memperlakukannya dengan lembut maka kelak mereka akan tumbuh menjadi orang yang lembut dan penyayang juga.


Cara terbaik untuk mendidik anak pada tahap ini menurut Ali bin Abi Thalib adalah dengan melayaninya dengan sepenuh hati dan tulus karena banyak hal kecil yang kita lakukan setiap hari akan berdampak sangat baik bagi perkembangan perilaku anak. Oleh karena itu, pada tahap ini orang tua dianjurkan untuk memperlakukan anak seperti raja, namun orang tua juga harus bisa untuk tidak memanjakan anak dan tetap tegas pada hal-hal tertentu.


Tahap kedua usia 8-14 tahun, perlakukan anak sebagai tawanan. Pada tahap ini, anak sudah saatnya untuk memahami hak dan kewajibannya, baik mengenai akidah, hukum, dan sesuatu yang boleh dan yang dilarang. Seperti mengerjakan sholat 5 waktu, menjaga pergaulan dengan lawan jenis dan lain sebagainya. Pada tahap ini, orang tua sudah harus memulai untuk menerapkan sikap disiplin pada anak. Hal ini dianggap penting karena anak sudah mulai mengerti tanggung jawab dan konsekuensi yang akan mereka dapatkan ketika melakukan sesuatu.


Anak dinamakan sebagai tawanan dalam tahap ini karena dalam Islam kedudukan tawanan sangatlah terhormat. Tawanan dikenakan berbagai macam aturan yang berisi kewajiban dan larangan namun mereka juga mendapatkan haknya secara proporsional. Jadi orang tua juga harus mampu menakar kewajiban dan hak anak dengan baik agar pada tahap ini pendidikan anak dapat berjalan dengan baik.


Tahap ketiga usia 15-21 tahun, perlakukan anak sebagai sahabat. Pada tahap ini anak secara umum sudah memasuki akil baligh. Orang tua harus mampu memposisikan diri sebagai sahabat juga teladan yang baik secara bersamaan, juga membangun kesadaran anak bahwa mereka sudah memasuki usia akil baligh.


Pada masa ini, selain mengalami perubahan fisik, anak juga mengalami perubahan mental, spiritual, sosial budaya dan lingkungan yang memungkinkan timbulnya masalah yang harus mereka hadapi. Orang tua harus mampu memposisikan diri sebagai sahabat agar anak mau terbuka dan bercerita mengenai apa yang sedang mereka hadapi untuk kemudian mencari solusi bersama.


Selain itu, orang tua juga bertugas untuk mengawasi anak tanpa disertai sikap yang otoriter agar anak tidak merasa terkekang serta mendoakan untuk kebaikan dan keselamatan anaknya. Dengan begitu anak akan merasa disayangi, dihargai, dicintai dan akan tumbuh rasa percaya diri dan menjadi pribadi yang kuat sehingga mereka senantiasa mampu melakukan kebaikan dan menjauhi keburukan.


Selanjutnya, orang tua sudah harus mempercayakan tanggung jawab yang lebih berat kepada anak, hal ini penting agar kelak anak akan menjadi pribadi yang cekatan, bertanggung jawab, mandiri dan dapat diandalkan. Selain itu, hal yang penting lainnya adalah membekali anak dengan keahlian yang akan mereka butuhkan kelak ketika mereka sudah terjun ke masyarakat.


Semoga kita semua mampu mengamalkan 3 prinsip parenting yang diajarkan oleh Ali bin Abi Thalib dan menjadi orang tua yang baik, yang mampu mendidik anak sesuai dengan porsi dan kebutuhannya. Bersikap lembut kepada anak namun tetap tegas, memberikan kewajiban dan hak anak secara proporsional serta menjadi sahabat baik yang selalu mengawasi anak tanpa membuat anak merasa terbatasi sehingga terciptalah generasi Islami yang siap menjadi generasi penerus di masa depan. Aamiin… Wallahu a’lam

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kiat Beradaptasi di Kalimantan Tengah buat Perantauan Jawa Agar tidak terjadi Cultural Shock

Dampak Kenaikan Suku Bunga terhadap Pertumbuhan Ekonomi dan Skenario Multiplayer Efeknya

Kontroversi Film "Borat" dan Pandangan Masyarakat Amerika yang Beragam